Peran Sistem Manufaktur dalam
Pengembangan Industri di Indonesia
By:Handoko W
33411184
Pada tanggal 8 Oktober Program
studi Teknik Industri Universitas Gunadarma mengadakan seminar yang berjudul
seperti di atas yaitu “Peran Sistem Manufaktur dalam Pengembangan Industri di
Indonesia.” Acara ini diadakan pukul 09.00 WIB dengan didahului dengan nota
kesepahaman antara Universitas Gunadarma dengan Scientia Ltd, LPJK (Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi), HATHI (Himpunan Ahli Teknik Hidrolik Indonesia),
dan juga BKCU (Badan Koperasi Credit Union). Scientia Ltd adalah suatu
perusahaan penyedia berbagai software manajemen untuk pendidikan tinggi,
pemerintahan lokal dan sektor prifat, dimana mempunyai misi untuk menjadi
global market leader penyedia jasa software manajemen. Dipimpin oleh Mr Nielsen
turut menandatangani kerjasama antara kedua pihak antara Scientia Ltd dengan Universitas
Gunadarma. Begitu juga dengan LPJK yang telah lama berkecimpung dalam jasa
konstruksi di Indonesia. HATHI yang telah lama berkecimpung di bidang
pengelolaan sumber dasar air dan pemeliharaan infrastruktur air pun juga
menandatangi kerjasama dengan Gunadarma. Hal yang sama terjadi pada BKCU,
dimana BKCU adalah pencetus credit union di Kalimantan, dimana lembaga tersebut
sudah berhasil mengembangkan ekonomi masyarakat kecil seperti petani, buruh,
dll di Kalimantan.
Setelah nota kesepahaman
atau penandatanganan kerja sama dengan lembaga-lembaga tersebut, acarapun
dilanjutkan dengan pembicaraan dengan tema Industri dengan Prof Dr. Ir. Abdul
Hakim Halim. Msc selaku Guru Besar Teknik Industri ITB di bidang manufaktur dan
Ir Roos Diatmoko selaku perwakilan dari PT. Industri Kereta Api PERSERO. Pada
mulanya Prof Hakim menjelaskan tentang keadaan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
sangat kecil, hal ini diakibatkan karena kondisi perilaku konsumen
di Indonesia yang lebih memilih produk-produk luar, beliau mencontohkan di
Jalan-jalan kota besar di Indonesia saja produk motor dan mobil buatan Jepang
mendominasi lalu lintas kendaraan, begitu juga produk Handphone yang saat ini
hampir 100% merupakan produk-produk luar negri seperti China, Finlandia, Korea,
Jepang ataupun Canada. Hal ini tentu tak lepas dari pengaruh kondisi Manufaktur
di Indonesia yang memperihatinkan, bisa dibayangkan beliau mengilustrasikan
bahwa pertumbuhan Industri Manufaktur besar dan menengah hanya 5,56% dan manufaktur
yang kecil lebih memprihatinkan lagi yaitu 3 %.Beliau juga mengilustrasikan lagi
bahwa hanya 1,5 % biaya yang digunakan untuk hal-hal yang produkttifitas,
sisanya atau 98,5 % biayanya digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif.
Tentu saja kondisi ini harus diperbaiki dari factory floornya, artinya harus
diperbaiki dari dasar-dasar prinsip kerjanya, dimana kerja yangg benar adalah
kerja yang efisien, tentu keproduktifitasan semacam ini tidak bisa langsung
diajarkan, namun merupakan sebuah budaya yang harus dikembangkan sejak dini bahkan
sejak masa kanak-kanak. Dengan memperbaiki semua kondisi-kondisi yang
memprihatinkan, tidak aneh jika kenaikan/ pertumbuhan ekonomi dapat mencapai
target pemerintah yaitu 7% bahkan melampaui ekspektasi.
Pada kesempatan
selanjutnya giliran Bp Ir Roos Diatmoko yang menjelaskan mengenai visi dan misi
PT INKA, beliau menambahkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam
peningkatan industri manufaktur di Indonesia, perlu adanya koordinasi antara
pemerintah dengan universitas dengan pengusaha. Dengan begitu sebenarnya masa
depan Industri manufaktur di Indonesia berada di tangan kita semua, para
mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar